What's new?

Monday, November 9, 2020

Review Buku: Silsilah Duka

 



Judul: Silsilah Duka

Pengarang: Dwi Ratih Ramadhany

Tahun terbit: 2019

Jumlah halaman: 134 halaman

Penerbit: Basabasi

Silsilah Duka mengisahkan kesedihan beruntun yang harus dialami Farid dan keluarganya. Setelah Ramlah istrinya memilih mengakhiri hidup dengan cara mengenaskan, Farid berusaha menjalani hidup dengan dua anak perempuannya, Majang dan Mangsen. Bukan hal yang mudah memang, terlebih ingatan akan Ramlah masih terus menghantui Farid dan anak-anaknya. Kepergian Ramlah yang tragis, juga beban berat yang harus dipikul Ramlah selama menjadi istri dan ibu, membuat Farid menyesal tidak bisa lebih sering ada di dekat istrinya, sekalipun ia telah berusaha menjadi suami dan pendukung nomor wahid untuk istrinya itu. Apalagi sumber beban itu datang tak lain dari Juhairiyah, ibu kandung Farid sendiri. Juhairiyah yang merasa semua perkataannya adalah benar, yang kerap menghakimi segala yang Ramlah lakukan, yang kerap menyalahkan Ramlah atas hal-hal yang menurutnya tidak tepat, hingga membuat Ramlah merasa bahwa dirinya hanya akan membawa keburukan bagi anak-anaknya. Nyatanya, Juhairiyah tidak hanya menanamkan luka di hati Ramlah, tapi juga menyemai duka bagi Farid dan adiknya, Kholila. Juhairiyah memaksa anak-anaknya untuk mengikuti kehendaknya dengan dalih surga ada di telapak kaki ibu. Mampukah Farid dan Kholila memutus rantai duka yang membelit keluarga mereka? Bagaimana Majang dan Mangsen yang masih kecil menyikapi nenek mereka yang begitu dominan?

Sesuai dengan judulnya, Silsilah Duka membawa isu mengenai duka yang dibawa secara turun temurun dalam keluarga yang diakibatkan hubungan tidak sehat dalam keluarga tersebut. Dalam hal ini, sumber dari segala nestapa itu bermuara pada sosok perempuan yang merasa statusnya sebagai seorang ibu membuat segala perkataannya harus dituruti, tidak peduli bagaimana caranya, apakah hal itu akan menorehkan luka di hati anak dan menantunya atau tidak. Dari Silsilah Duka, kita belajar pula bahwa peran perempuan sebagai seorang istri dan ibu tidaklah mudah. Tuntutan masyarakat terhadap bagaimana perempuan harus berlaku, bagaimana peran seorang istri dan ibu harus dilakukan, hingga kapan dan dengan siapa perempuan harus menikah, memberi tekanan tersendiri bagi perempuan. Jika hal-hal itu terus terjadi, bukan tidak mungkin seorang istri dan ibu dapat mrngalami baby blues, juga depresi berkepanjangan.

Dengan kisah yang suram dan penuh nestapa, Silsilah Duka adalah sebuah novela yang menarik untuk dibaca. Kisah yang dibawakan memang tragis, bahkan cenderung menyakitkan. Namun rentetan duka nestapa yang sejak awal dimunculkan dalam cerita ini mampu membuat pembacanya semakin tidak sabar untuk menyelesaikan hingga akhir. Isu yang dibawakan dalam buku ini juga relatable dengan kehidupan zaman now, dibumbui dengan sentuhan nilai-nilai tradisional. Buku ini memaparkan bahwa adanya relasi kuasa dan stigma masyarakat masih begitu kuat mempengaruhi kehidupan seseorang. Jika perempuan hidup dalam lingkungan yang hanya menghakimi segala hal yang ia lakukan, tanpa memberinya dukungan, tentu hal ini akan makin meracunu pikiran perempuan tersebut. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk tidak menjadi racun dalam hubungan dengan siapa pun, dan lebih berhati-hati dalam menjaga tutur kata. Jangan sampai apa yang kita ucapkan justru menjadi pemicu kesedihan bagi orang lain.