What's new?

Saturday, December 15, 2012

When The Sky Is Sad

Hujan malam ini turun begitu deras, dengan kilat sahut menyahut. Tampaknya langit sedang berduka. Mungkin ia ingin meluapkan segenap perasaan yang terpendam selama ini. Dia curahkan air matanya tanpa henti, seakan mencurahkan segala kepedihan yang menghimpit. Dikeluarkannya segala kepahitan yang membebaninya, hingga ia menjadi kelabu.

Aku memandang langit dengan hati teriris. Ya, menangislah langit. Menangislah selagi kau mampu. Menangislah jika itu bisa membuatmu lega. Luapkan segala kegundahanmu. Karena akan lebih sakit lagi apabila kau harus terus memendam kesedihanmu sendirian. Maka akan lebih baik apabila kau ceritakan kesedihanmu lewat derasnya hujan ini. Akan ada hikmah yang bisa diambil dari laramu. Bahwa setiap selesai hujan muncullah pelangi. Bahwa tidak ada kesulitan yang diciptakan tanpa penyelesaian. Bahwa dalam setiap kesakitan pasti ada obat penawar luka.

Percayalah langit, keesokan hari kau akan menemukan dirimu cerah kembali, bercengkerama dengan sang mentari. Dan kau akan mendapati bahwa dalam hidup ini tak ada yang perlu disesali.


No comments:

Post a Comment