What's new?

Sunday, June 15, 2014

The King of My Heart



Surabaya, 15 Juni 2014

Kepada Yth.
Ir. Rinto Azhar
di Tempat

Assalamualaikum warohmatullohhiwabarokatu

Apa kabar , Pak? Agak aneh ya rasanya ketika kita terbiasa berkomunikasi secara langsung dan sekarang aku menulis surat untuk Bapak. Tapi ada baiknya juga halini dilakukan, mengingat aku kurang bisa mengungkapkan pikiranku secara langsung, jadi aku bisa mencurahkan apapun pada Bapak lewat surat ini.
Pak, bulan Juni bagiku selalu menjadi bulan yang berbeda dari bulan-bulan lainnya. Selain karena Hari Ayah jatuh pada bulan ini, bapak juga berulang tahun di bulan yang sama, tepatnya tanggal 19 nanti. Tahun ini usia Bapak mencapai angka 54. Maaf ya, Pak, aku belum bisa memberi apa-apa untuk ulang tahun Bapak. Aku tahu diriku juga masih jauh dari kategori sempurna, apa lagi sebagai anak tertua aku merasa belum bisa menjadi contoh yang baik untuk Adik. Tapi Insya Allah aku akan berusaha untuk menjadi lebih baik, Pak. Aku ingin bisa menjadi anak yang berbakti dan membanggakan Bapak dan Ibu kelak. Kadang aku merasa kecewa pada diriku sendiri karena aku belum bisa menjadi yang terbaik untuk Bapak dan Ibu, namun apa pun yang kulakukan, Bapak selalu berkata bahwa Bapak bangga pada diriku. Bapak tak pernah menuntut sesuatu yang muluk-muluk dariku dan membebaskanku melakukan apa pun yang kusukai, selama hal itu positif. Satu hal yang selalu kuingat adalah Bapak selalu mengingatkanku untuk bertanggung jawab pada segala hal yang kujalani, baik itu pendidikan atau hal lainnya. Karena itu Bapak tak mempermasalahkan ketika aku membeli buku bacaan apapun, asalkan aku bisa membagi waktu membacaku dengan waktu belajar. Sebagai gantinya, aku juga berusaha belajar dengan baik dan bertanggung jawab pada pendidikanku. Rasanya tak adil jika aku menelantarkan pendidikan dan menjadi anak tak bertanggung jawab mengingat Bapak telah membiayai pendidikanku dan membebaskanku menjalani hobi yang kusukai.
Bapak juga yang paling mendukung hobi membaca dan menulisku. Masih segar di ingatanku, ketika aku masih kecil, Bapak sering mengajakku pergi berdua saja ke toko buku. Di sana kita menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan sampai toko buku hampir tutup dan akhirnya aku pulang dengan menenteng buku-buku baru. Bapak juga dulu sering membacakanku buku cerita, bergantian dengan Ibu. Yang aku suka ketika didongengi Bapak adalah gaya bercerita Bapak yang kocak dan menghidupkan cerita-cerita itu. Bapak selalu berkata bahwa membeli buku itu tak ada ruginya. Berbeda dengan makanan yang bisa kadaluarsa dan baju yang bisa berganti mode, pengetahuan yang didapat dari buku tak akan habis dimakan zaman. Sebuah buku novel pun bisa menjadi hal yang sarat ilmu dan memberi pesan moral tersendiri untuk kita. Bapak juga selalu mendukungku untuk menulis cerita, karena bapak tahu aku suka menulis sejak SD. Hal itu pula yang mendorongku untuk mengikuti sebuah proyek menulis yang diadakan sebuah penerbit indie. Alhamdulillah, cerpenku terpilih untuk dimuat dalam buku kumpulan cerpen itu. Ketika Bapak membacanya, memang tak banyak komentar yang Bapak berikan,namun aku tahu bahwa dalam hati Bapak turut senang membaca karyaku.
Pak, awal Juli mendatang aku akan menjalani sidang skripsi. Mohon doanya ya, agar sidangku berjalan dengan lancar. Hal ini juga yang membuatku merasa bahwa Juni di tahun ini terasa berbeda, karena di akhir bulan ini aku harus mengumpulkan skripsiku dan menjalani sidang di awal bulan berikutnya. Bapak tahu kan selama satu semester ini aku sibuk berkutat dengan skripsiku? Kadang saking bingungnya aku jadi uring-uringan sendiri di rumah. Namun Bapak dan Ibu selalu menenangkanku. Bapak selalu menyemangatiku untuk tidak patah semangat, dan meyakinkan bahwa aku pasti bisa asalkan aku bekerja keras dan berdoa. Hal itulah yang tetap menjaga semangatku untuk menyelesaikan skripsi ini dan juga untuk meraih gelar S-1. Aku akan berusaha untuk melakukan yang terbaik, Pak. Insya Allah.
Pak, usia Bapak sudah bertambah tua. Dari segi usia, putrimu ini juga sudh bukan anak kecil yang bisa bermain seenaknya lagi. Aku sudah 22 tahun sekarang, Pak. Jika menilik usiaku, mungkin sudah bukan hal yang aneh ya Pak, untuk membicarakan soal jodoh? Hehehe.. Kadang ketika Bapak, Ibu dan aku menghadiri acara pernikahan atau hajatan keluarga pasti ada saja yang menanyakan soal itu padaku, yang dengan malu-malu kujawab bahwa aku belum mempunyai calon. Ya, memang untuk saat ini belum ada lelaki yang akan kuperkenalkan pada Bapak dan Ibu sebagai calon imamku kelak. Aku tahu, di umurku sekarang sudah bukan saatnya untuk sekedar mencari pacar seperti halnya ABG-ABG di bangku sekolahan yang mencari pacar untuk bersenang-senang. Aku mencari sosok yang kelak bisa mejadi imam yang baik untukku dan anak-anakku. Kadang aku resah, Pak. Tentunya sebagai manusia normal aku ingin menikah dan membangun rumah tangga yang baik. Namun pada suatu titik aku sadar, mungkin ini adalah saatku untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum Allah mempertemukanku dengan jodohku. Aku percaya bahwa Allah punya rencana yang terbaik, Ia pasti mengirimkan pilihan-Nya yang terbaik untukku. Namun, jika nanti Allah telah menakdirkanku bertemu dengan jodohku, Bapak akan tetap menjadi lelaki terbaik dalam hidupku, karena Bapak adalah lelaki yang paling mengerti diriku dalam keadaan apapun. Bapak lah yang melindungiku sejak kecil hingga aku dewasa. Hingga sekarang, kita bisa berbagi banyak hal dan bertukar pikiran. Ada kalanya memang kita bertengkar, dan ada pula masa di mana kita menjadi jauh satu sama lain, namun justru dari pengalaman-pengalaman itu aku belajar bahwa Bapak hanya ingin melakukan yang terbaik untukku, bahwa Bapak ingin aku menjadi orang yang berguna kelak.
Pak, ada banyak hal yang ingin aku sampaikan pada Bapak, namun terlalu panjang rasanya jika semua itu dituangkan dalam surat ini. Satu hal yang benar-benar ingin aku sampaikan adalah: Aku sayang Bapak. Maaf ya Pak, aku tidak pernah bisa mengungkapkan ini secara langsung. Aku memang tidak pernah mendengar Bapak secara langsung menyatakan hal yang sama padaku, namun segala hal dan perhatian yang Bapak berikan untukku selama ini bernilai lebih dari sekedar kata-kata itu, Pak. Akhir kata aku sampaikan, selamat Hari Ayah, Pak. Terima kasih sudah menjadi ayah, teman, pelindung, dan penyemangatku. Even though I’m not a kid anymore, I’ll always be your little princess and you’ll always be the king of my heart . I love you, Bapak :) .

Anakmu

Winta Hari Arsitowati

No comments:

Post a Comment